
Lensainvestigator.com, KENDARI – Menjelang Pemilihan Raya (Pemira) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Halu Oleo (UHO) tahun 2026, nama Akmal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) mulai mencuri perhatian publik kampus. Sosok muda ini dikenal lantang bersuara dan berani mengkritik kondisi kampus yang menurutnya telah kehilangan semangat intelektual dan keberanian moral.
Dalam forum diskusi mahasiswa, Akmal menyoroti fenomena menurunnya daya kritis dan independensi lembaga kemahasiswaan yang seharusnya menjadi motor penggerak suara mahasiswa.
“Banyak lembaga mahasiswa hari ini kehilangan ruh perjuangan. Mereka terlalu sibuk menyesuaikan diri dengan sistem, hingga lupa bahwa tugas utama mereka adalah mengawal kepentingan mahasiswa. Diam terhadap ketidakadilan sama artinya dengan menyetujui kemunduran,” tegas Akmal,
Ia juga menilai bahwa sebagian pimpinan kampus kini lebih memilih jalur aman dalam birokrasi daripada memperjuangkan nilai-nilai akademik dan kebebasan berpikir.
“Kampus seharusnya menjadi ruang tumbuhnya nalar kritis, bukan tempat mematikan perbedaan pendapat. Saat mahasiswa tidak lagi berani bersuara, saat itulah universitas kehilangan jati dirinya,” ujarnya.

Akmal dikenal sebagai aktivis dengan rekam jejak panjang di dunia kelembagaan dan pergerakan mahasiswa. Ia pernah menjabat sebagai Anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Halu Oleo, Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Aktivis Lintas Kampus (IMALAK) Provinsi Sulawesi Tenggara, serta Eks Kepala Bidang Advokasi dan Pergerakan HMPS Perpustakaan dan Ilmu Informasi FISIP UHO. Selain itu, ia juga merupakan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fakultas Ilmu Budaya dan kader Laskar Semut Merah Kota Kendari, serta aktif dalam berbagai forum sosial dan advokasi lintas kampus.
Dengan latar belakang yang kuat di dunia organisasi dan pengalaman dalam advokasi mahasiswa, Akmal tampil bukan hanya sebagai calon, tetapi sebagai simbol kebangkitan kesadaran kolektif mahasiswa UHO untuk kembali berpikir kritis, bersikap independen, dan menolak diam terhadap ketidakadilan.
